Mereka menganggap Iran hanya berusaha untuk meyakinkan dunia bahwa
mereka sudah mampu membuat pesawat tempur siluman canggih yang mereka
rancang dan bangun sendiri sekaligus sudah diterbangkan. Pesawat ini
dinilai hanya mock-up, mungkin semacam test bed.
Menurut seorang analis, hal pertama dari Qaher F-313 yang perlu
diperhatikan adalah bahwa mesin pesawat ini kecil, dan hampir
keseluruhan terbuat dari panel faceted seperti halnya Lockheed
Martin Have Blue di era 1970-an atau F-117 Nighthawk. Skin panel sangat
banyak dan sepertinya terbuat dari fiberglass yang sama -sebelumnya banyak media menilai terbuat dari serat karbon-.
Soal konfigurasi, Qaher F-313 ini tampak seperti hasil perkawinan silang dari Have Blue dan Boeing Bird of Prey dengan tambahan canard (semacam wing di depan wing utama).
Soal konfigurasi, Qaher F-313 ini tampak seperti hasil perkawinan silang dari Have Blue dan Boeing Bird of Prey dengan tambahan canard (semacam wing di depan wing utama).
Bagian yang paling menarik adalah bagian knalpot, sulit untuk mengatakan
dengan pasti apakah memang benar ada mesinnya atau tidak disitu. Jika
pun ada, pasti mesinnya kecil dan mungkin tidak dilengkapi dengan afterburner.
Kemungkinan ini disebabkan Iran masih mengalami masalah serius dengan
panas berlebih pada pesawat. Ini terlihat dari adanya lubang udara kecil
di depan, tepat di belakang kanopi.
Mengingat Iran sudah menguasai teknologi rekayasa mesin General Electric J-85, analis memperkirakan kemungkinan besar bahwa mesin itulah yang digunakan. Lagipula, hanya mesin J-85 yang dapat diperoleh Iran secara terus menerus. Mesin ini kecil sehingga dari melihat tampilan Qaher F-313, kemungkinan mesin inilah yang dipakai. Fakta bahwa adanya lubang udara di atas pesawat, akan menjadikan Qaher F-313 bukan benar-benar pesawat fighter karena akan menimbulkan dampak negatif pada performa serangan. Airfoil-nya juga terlihat cukup tebal, dan ini menimbulkan spekulasi bahwa pesawat ini subsonik. -Airfoil itu bentuk "pisau" sayap, makin tipis semakin baik untuk kecepatan tinggi,
Mengingat Iran sudah menguasai teknologi rekayasa mesin General Electric J-85, analis memperkirakan kemungkinan besar bahwa mesin itulah yang digunakan. Lagipula, hanya mesin J-85 yang dapat diperoleh Iran secara terus menerus. Mesin ini kecil sehingga dari melihat tampilan Qaher F-313, kemungkinan mesin inilah yang dipakai. Fakta bahwa adanya lubang udara di atas pesawat, akan menjadikan Qaher F-313 bukan benar-benar pesawat fighter karena akan menimbulkan dampak negatif pada performa serangan. Airfoil-nya juga terlihat cukup tebal, dan ini menimbulkan spekulasi bahwa pesawat ini subsonik. -Airfoil itu bentuk "pisau" sayap, makin tipis semakin baik untuk kecepatan tinggi,
Meskipun Iran menyatakan bahwa ini murni pesawat tempur, tapi faktanya pesawat ini kecil, tidak banyak ruang untuk bahan bakar, perangkat onboard apalagi senjata. Pada pesawat juga tidak terlihat banyak ruang untuk avionik seperti radar atau apapun dalam hal ini.
Kokpit, jika dilihat lebih dekat, tidak terlihat seperti kokpit yang sudah "jadi." Di kokpit Qaher F-313 kita bisa melihat instrumen-instrumennya diangkat dari panel instrumen pesawat-pesawat penerbangan umum. Tampak pula tidak ada head-up display yang biasanya ditemukan di pesawat tempur paling modern kecuali Lockheed Martin F-35 JSF, yang memiliki layar helmet-mounted (layar pada helm). Kanopi tampaknya terbuat dari Plexiglas dengan sifat optik yang cukup buruk. Lihat distorsinya pada gambar di bawah ini.
Tapi tetap saja, ada video
yang diduga menunjukkan pesawat ini telah terbang. Hanya waktu yang
akan menjawab apakah pesawat Qaher F-313 ini adalah pengembangan yang
serius atau tidak, kita lihat saja. Apapun kekurangan Qaher F-313, kerja
Iran ini patut diacungi jempol.
0 komentar:
Posting Komentar